Rebranding Jadi Al Jabbar Istimewa, Masjid Raya Al Jabbar Siap Buka 24 Jam Mulai 2026

Masjid Raya Al JabbarMasjid Raya Al Jabbar resmi melakukan rebranding dengan nama baru, Al Jabbar Istimewa. Keputusan ini diambil oleh Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) periode 2025–2030 yang dipimpin Tata Sukayat, setelah dilantik oleh Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi pada 9 Desember 2025.

Rebranding ini menjadi bagian dari upaya pembenahan tata kelola masjid sekaligus merespons tingginya antusiasme masyarakat terhadap masjid yang kini menjadi ikon baru Kota Bandung. Salah satu kebijakan penting yang diumumkan bersamaan dengan rebranding tersebut adalah rencana membuka Masjid Raya Al Jabbar selama 24 jam setiap hari, mulai 1 Januari 2026.

Selama ini masjid dibuka jam 04.00 hingga 22.00 WIB. Uji coba buka 24 jam dilakukan sejak Kamis, 11 Desember 2025.

Kebijakan ini diharapkan dapat memberikan kemudahan bagi masyarakat dan wisatawan yang datang dari berbagai daerah, termasuk pada waktu-waktu dini hari.

Ketua DKM Masjid Raya Al Jabbar, Dr. KH. Tata Sukayat, M.Ag menjelaskan, keputusan rebranding diambil setelah pengurus DKM menerima banyak masukan dari para pengunjung. Selama ini, tidak sedikit jamaah dan wisatawan yang datang ke Masjid Al Jabbar pada pukul 01.00 hingga 02.00 dini hari harus menunggu cukup lama di luar area masjid karena jam operasional yang terbatas.

“Banyak keluhan para pengunjung Masjid Al Jabbar dari berbagai daerah yang datang pada pukul 1–2 dini hari harus menunggu waktu yang lama di luar masjid. Pada 1 Januari 2026, Masjid Al Jabbar buka 24 jam,” jelas Kang Tata, sapaan akrab Tata Sukayat.

Keputusan masjid buka 24 tersebut, lanjutnya, merupakan hasil Rapat Kerja pengurus DKM yang digelar pada Selasa (16/12/2025). Rapat ini membahas arah pengelolaan masjid ke depan agar lebih inklusif, tertata, dan mampu menjawab kebutuhan jamaah.

Dengan dibukanya masjid selama 24 jam, diharapkan Masjid Al Jabbar dapat benar-benar berfungsi sebagai rumah ibadah yang ramah bagi semua kalangan.

Apa Makna di Balik Nama Al Jabbar Istimewa?

Menurut Tata Sukayat, nama Al Jabbar Istimewa dipilih karena memiliki makna yang mendalam dan sejalan dengan visi pengelolaan masjid. Ia menjelaskan, konsep istimewa memiliki beberapa prinsip utama.

Pertama, istimewa dalam menjaga kesakralan Masjid Raya Al Jabbar sebagai baitullah atau rumah Allah SWT. Kedua, istimewa sebagai wajah Islam Rahmatan Lil ‘Alamin di Provinsi Jawa Barat. Ketiga, istimewa dalam menjalankan peran dan fungsi masjid secara menyeluruh.

“Yang ketiga istimewa dalam menjalankan peran dan fungsi masjid dalam bidang imaroh (pemakmuran), riayah (pemeliharaan), dan idaroh (pengembangan),” jelasnya.

Program-program DKM, lanjut Tata, akan disusun secara logis, etis, dan estetis, serta diselaraskan dengan Dewan Penasihat, Imam Besar Masjid Raya Al Jabbar, dan Gubernur Jawa Barat.

Program Unggulan DKM Al Jabbar Istimewa

Sekretaris DKM Masjid Raya Al Jabbar, Dr. H. Iu Rusliana, memaparkan sejumlah program unggulan yang akan dijalankan dalam periode kepengurusan 2025–2030.

Program-program tersebut mencakup berbagai aspek, mulai dari pengelolaan lingkungan, pendidikan, hingga pemberdayaan sosial dan ekonomi umat.

Beberapa program unggulan tersebut antara lain:

  • Riayah: pengembangan agro edu wisata, taman tematik, serta penataan ruang hijau di kawasan masjid.
  • Idaroh: kajian kitab kuning, penguatan database mitra, serta program sosial kolaboratif.
  • Program sosial: Ameng Ka Al Jabbar sebagai program sosial berbasis kolaborasi dan kemitraan media publikasi.
  • Seni dan budaya: pengembangan musik religi, budaya Sunda, serta wayang golek sebagai sarana dakwah.
  • Ziswaf: program Si Duta Jabar, digitalisasi masjid, dan pemberdayaan ekonomi umat.
  • Pendidikan anak: pelatihan guru RA dan PAUD, serta Al Jabbar Kids Islamic Class.

Selain itu, DKM AL Jabbar Istimewa juga merancang program lain seperti pengajian tingkat provinsi, pembentukan Remaja Masjid Raya Al Jabbar, kajian rutin muslimah, serta berbagai kegiatan dalam rangka peringatan hari besar Islam.

“Program lainnya yang dibahas dan dirancang antara lain pengelolaan pengajian level provinsi, membentuk Remaja Masjid Raya Al Jabbar, kajian rutin muslimah, kegiatan pada Peringatan Hari Besar Islam, dan Al Jabbar Kids Islamic Class,” ujar Iu.

Dengan rebranding menjadi Al Jabbar Istimewa dan dibukanya masjid selama 24 jam, Masjid Raya Al Jabbar diharapkan tidak hanya menjadi ikon arsitektur dan destinasi wisata religi, tetapi juga pusat aktivitas keislaman dan sosial yang hidup serta berkelanjutan di Jawa Barat. (KOMPAS)

Posted in Berita, Info Al Jabbar and tagged , , , .

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *