Ribuan jemaah memadati Masjid Raya Al Jabbar, Gedebage, Bandung, untuk melaksanakan salat Jumat (5/12/2025). Bertindak sebagai khatib, Ustadz Muhammad Taufik, M.Ag (Dosen Agama Islam ITB) menyampaikan pesan mendalam bertajuk “Hijrah Kecil Setiap Hari”. Tema ini mengajak umat Muslim untuk tidak meremehkan perubahan-perubahan kecil dalam memperbaiki diri.
Dalam khutbahnya, Ustadz Taufik mengingatkan, perjalanan menuju Allah SWT adalah perjalanan panjang yang tidak selalu dibangun oleh peristiwa besar atau perubahan drastis yang tiba-tiba. Sebaliknya, kesuksesan spiritual justru dibangun dari langkah-langkah kecil dan kebiasaan sederhana yang dilakukan secara berulang.
“Kita sering kali ingin melakukan perubahan yang besar, tapi kita lupa bahwa gunung pun tersusun dari butiran-butiran tanah dan batu,” ujarnya.
Ia menekankan, banyak orang terjebak dalam penundaan kebaikan karena menunggu momen besar yang tak kunjung datang. Padahal, Allah SWT lebih mencintai amalan yang konsisten meskipun sedikit, sebagaimana sabda Rasulullah SAW: “Amalan yang paling dicintai oleh Allah adalah amalan yang langgeng (terus-menerus) meskipun sedikit.”
Ustaz Taufik juga mengutip Al-Qur’an Surah Ar-Ra’d ayat 11 sebagai landasan teologis bahwa perubahan nasib suatu kaum dimulai dari perubahan diri sendiri. Menurutnya, ayat ini adalah “panggilan cinta” dari Tuhan agar manusia memulai perbaikan dari hal terkecil dan mulai dari hari ini.
“Hijrah itu bukan hanya perpindahan kota. Hijrah itu adalah perpindahan hati, perpindahan diri, bahkan perpindahan kebiasaan walau hanya selangkah,” jelasnya.
Khatib memberikan contoh konkret mengenai “hijrah kecil” yang bisa diterapkan sehari-hari, seperti menggeser jam bangun tidur dua menit lebih awal, membaca ayat Al-Quran yang sebelumnya terlewat, menahan lisan dari kata-kata kotor, hingga menyisihkan uang seribu rupiah untuk sedekah.
“Jangan pernah malu ketika kita mulai dari hal yang kecil. Karena sejatinya, perubahan besar itu selalu dimulai dari hal yang kecil,” tegasnya.
Menutup khutbahnya, Ustaz Taufik memimpin doa dengan penuh khidmat, memohon agar seluruh jemaah diberikan kekuatan untuk istiqamah (konsisten) dan tidak diwafatkan dalam keadaan lalai. Ia mengingatkan bahwa hari kemarin sudah berlalu dan hari esok belum pasti, sehingga satu-satunya yang dimiliki manusia adalah hari ini untuk memulai kebaikan. (Izudin Al-Mukhtar/KPI UMB)