Ada empat kunci agar hidup tidak merugi dunia akhirat, salah satunya saling memberi nasihat sesama mukmin. Demikian intisari khotbah Jumat KH. Rif’at Aby Syahid, M.Pd.I (Pengasuh Pesantren Al-Qur’an Al-Falah Bandung) di Masjid Raya Al Jabbar, 21 November 2025.
Dalam khotbahnya, ia menyampaikan pesan mendalam tentang definisi keberuntungan dan kerugian dalam pandangan Islam. Melalui khotbah bertajuk “4 Perkara Agar Terhindar dari Kerugian”, KH. Rif’at menyoroti kegelisahan manusia modern yang sering merasa gagal atau putus asa ketika keinginan duniawinya —seperti materi, jabatan, atau kepercayaan orang lain— tidak tercapai. Ia menegaskan, bagi seorang mukmin, kegagalan meraih dunia bukanlah kerugian yang sesungguhnya.
“Rugi bagi orang mukmin bukanlah tidak memperoleh kenikmatan duniawi, akan tetapi bilamana dia tidak dapat beramal saleh, tidak beribadah, dan tidak saling menasihati, itulah kerugian yang sangat besar,” tegas KH. Rif’at mengutip Surah Al-‘Ashr.
Untuk mengatasi perasaan rugi tersebut, Khatib memaparkan empat resep atau cara yang diajarkan oleh Rasulullah Saw agar manusia tetap beruntung meski kehilangan dunia. Keempat perkara tersebut adalah, pertama, berkata benar (shidqul hadits). Khatib mengingatkan bahwa kejujuran lisan adalah syarat jaminan surga.
“Orang kaya, cantik, atau tinggi jabatannya akan menjadi hina di hadapan Allah dan manusia jika lisannya tidak benar,” ujarnya.
Kedua, menjaga amanah (hifzul amanah. KH Rif’at menekankan, iman dan amanah tidak bisa dipisahkan. Jabatan, harta, hingga kesehatan fisik adalah titipan yang harus dijaga.
“Tidak ada iman bagi orang yang tidak memiliki kejujuran (amanah),” kutipnya dari sebuah hadis.
Ketiga, berakhlak mulia (husnul khuluq. Akhlak disebut sebagai kekayaan termahal seorang Muslim. Ia juga menyinggung peran orang tua, di mana warisan terbaik bagi anak bukanlah materi, melainkan pendidikan adab dan etika.
Keempat, menghindari keserakahan (‘iffatu math’amin. Poin terakhir yang ditekankan adalah menjaga diri dari sifat tamak, terutama dalam urusan makanan dan harta. Sifat serakah dinilai dapat mendorong seseorang menghalalkan segala cara, termasuk merampas hak orang miskin.
Menutup khotbahnya, KH. Rif’at mengajak jemaah untuk memperbanyak rasa syukur agar terhindar dari mentalitas miskin.
“Semoga kelak kita menjadi orang-orang yang tidak saja beruntung di dunia, tetapi beruntung di akhirat. Jika dunia tidak kita raih, Allah berikan keberuntungan hakiki di akhirat,” khatib menutup dengan doa yang diamini oleh seluruh jemaah. (Izudin Al-Mukhtar/KPI UMB)
Video 4 Perkara Agar Terhindar dari Kerugian